Pembelajaran Berbasis Proyek SMAN 21

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based-Learning atau PBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik melakukan investigasi (penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berbasis pada peserta didik (student centered) dan dapat dipilih serta digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang akan memberikan “warna” baru dalam pembelajaran yang umumnya cenderung konvensional.
Fokus pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik dalam pembelajaran dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui proses penyelidikan yang terstruktur dan menghasilkan produk dan berbeda dengan pembelajaran tradisional yang umumnya sekadar mendapat teori-teori yang dihafal saja. Dengan pembelajaran berbasis proyek, peserta didik dapat pengetahuan dan keterampilang yang bermakna jangka panjang.
Konsep Dasar
Pembelajaran berbasis proyek didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Dalam pandangan konstruktivisme oleh Piaget dikemukakan bahwa pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Inti dari pembelajaran kontstruktivisme meningkatkan pengetahuan dalam ranah akademik, sosial dan personal secara bersamaan.
Secara konsepsi, pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti dan media pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis terhadap permasalahan yang diajukan dan menghasilkan informasi melalui aktifitas-aktifitas dan bentuk nyata sebagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran berbasis proyek awalnya dikenalkan oleh John Dewey, memungkinkan peserta didik melakukan berbagai pilihan dalam proses pembelajaran. Peserta didik bekerja sama dalam berbagai tugas yang berbeda yang berkaitan dengan proyek. Karena pembelajaran berbasis proyek bermakna, terpadu, dan aktif, maka guru menemukan lebih banyak kesempatan menantang peserta didik pada tingkat kemampuan mereka sendiri. Peserta didik menjadi berpengalaman dalam melakukan pekerjaan proyek, dan menantang diri mereka sendiri satu sama lain untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan, menemukan lebih banyak sumber pembelajaran, dan membuat proyek yang lebih informatif.
Peserta didik belajar dengan terlibat dalam proyek-proyek dunia nyata dan setiap aspek perubahan pengalaman mereka. Pembelajaran model ini juga menyebabkan pergeseran peran guru tidak lagi sebagai ahli menyampaikan konten, atau hanya membagikan informasi dalam potongan yang kecil. Penerapan model pembelajaran ini dapat menjadikan suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih “hidup” dan menyenangkan sehingga peserta didik lebih bersemangat dalam belajar dan lebih peka terhadap lingkungan dikarenakan mereka lebih aktif dalam belajar, menghadapi kondisi riil dalam kehidupan dan menghasilkan produk/karya tidak sebatas pada menghafal teori atau menerima informasi saja.